My memori

Friday, March 18, 2011

Kesabaran benteng UTAMA : Tanya Diri??

Ketika kenyataan yang tak terelakkan, orang yang menjadi tempat kita bersandar telah tiada, hilang dari sisi kita karana kematian atau perceraian maka kita merasakan sedih, duka, gelisah, takut, kuatir, benci, dendam, risau, sekaligus resah, campur aduk tak menentu dan tak tahu apa yang harus dilakukan, tentunya hal itu sangatlah menyedihkan. Sepanjang anda tidak larut dalam kesedihan tak kunjung usia. Bersyukurlah bahwa perasaan itu normal kerana respon dari apa yang sedang terjadi.

Takut dan kuatir merupakan keadaan yang layak dimiliki oleh setiap orang yang dalam proses penyesuaian dari arah kehidupan tanpa teman hidup. Anda tidak selamanya selalu dibantu dan dibimbing oleh pasangan hidup anda dan kini anda harus berjalan seorang diri, tentu saja merasa takut dan kuatir. Namun perasaan semacam itu tidak menjadi langkah anda terhambat.  Kita adalah makhluk Allah yang dimuliakan olehNya. Setiap orang dari kita adalah pribadi yang berharga. Di dalam diri anda ada sumber untuk menkontrol kehidupan anda. Anda berhak memutuskan dan memilih apa yang hendak anda kerjakan. Anda juga berhak untuk menjadi bahagia, damai dan hidup mulia.

Kita patutlah menyadari bahwa kita tidak dapat menkontrol orang lain dan tindakannya, apapun yang dikerjakan olehnya, anda dapat menyarankan namun tidak boleh mengendalikan hati, fikiran dan keinginannya. Meski orang tersebut adalah anak, istri, suami bahkan orang tua anda sendiri bahkan orang yang bekerja dengan kita, yang menggaji kita, kita juga tidak berkuasa atas hati dan fikirannya. Memang benar boleh menyuruh pembantu atau bawahan, mereka mahu melakukan apa yang kita minta tetapi kita tidak boleh mengendalikan hati dan fikirannya. Ada satu hal yang harus kita gariskan bahwa cinta dan kasih sayang tidak dapat dipaksakan. Dalam kes perceraian atau perpisahan bekas pasangan hidup boleh saja tidak memberikan jaminan hidup sebagaimana yang diputuskan pengadilan, tidak menjenguk anak, seperti yang dijanjikannya, menyebarkan fitnah, khabar buruk tentang anda, berbagai hal yang membuat anda marah dan sakit hati. Cubalah untuk mengatasi dan keluar dari prasangka buruk dengan segala daya dan upaya agar tidak membuat kita semakin teruk.

Benteng satu-satunya adalah kesabaran. Sabar bererti memusatkan diri untuk melihat kekuatan di dalam diri anda. Tak perlu melihat kanan dan kiri, siapa kira2 yang dapat menolong diri anda kerana sesungguhnya yang boleh menolong adalah anda sendiri . Anda sendiri dengan segala kemampuan dengan pribadi anda yang kukuh dan mengagumkan dengan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala anda dapat menyelamatkan hidup anda. Orang lain hanyalah faktor pendukung. Pusatnya adalah diri anda sendiri dan anda akan menemukan suatu kekuatan yang mengagumkan dalam diri anda yang selama ini anda tidak sadari iaitu kemampuan berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada apapun yang telah menjadi kehendakNya.

'Dan sungguh akan Kami beri cubaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah khabar gembira bagi orang-orang yang sabar, iaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepadaNya' Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah : 155-157).

Wassalam,

No comments:

Post a Comment